Gerhana Bulan Sebagian. Kredit: Avivah Yamani

Mengenal Gerhana Bulan

Gerhana Bulan terjadi saat cahaya Matahari ke Bulan dihalangi oleh Bumi. Atau kita sebut saja Matahari – Bumi – Bulan mengalami kesejajaran dengan Bumi berada di antara Matahari dan Bulan.

Gerhana Bulan terjadi sebagai akibat pergerakan Matahari – Bumi – Bulan.  Bulan berputar terhadap dirinya sendiri dan bergerak mengelilingi Bumi. Bersama Bumi, keduanya bergerak mengelilingi Matahari. Akibatnya ada saat dimana Matahari, Bumi, dan Bulan berada pada posisi sejajar sehingga menyebabkan terjadinya gerhana.

Ketika Bulan melintas di antara Bumi dan Matahari sehingga ketiganya berada segaris, gerhana Matahari terjadi karena Bulan menghalangi cahaya Matahari ke Bumi. Akan tetapi, ketika Bulan berada bersebrangan dengan Matahari dan Bumi di antara keduanya, yang terjadi adalah gerhana Bulan. Hal ini disebabkan oleh cahaya Matahari ke Bulan dihalangi Bumi.

Konfigurasi Matahari – Bumi – Bulan bisa ditemui setiap bulan saat Bulan Purnama. Akan tetapi, karena kemiringan orbit Bulan terhadap orbit Bumi maka ketiga benda langit ini tidak selalu tepat sejajar sehingga Bumi tidak selalu menghalangi cahaya Matahari ke Bulan.

Proses Terjadinya Gerhana Bulan

Skema konfigurasi gerhana bulan. Kredit: langitselatan
Skema konfigurasi gerhana bulan. Kredit: langitselatan

Ukuran Bumi jauh lebih kecil dibanding Matahari. Demikian juga Bulan. Akibatnya saat kedua benda langit ini sejajar dengan Matahari, terbentuklah dua kerucut bayangan Bumi.
Bayangan pada kerucut terluar adalah area bayangan penumbra dimana Bumi mengahalangi sebagian cahaya Matahari untuk mencapai Bulan. Sedangkan kerucut yang ada di dalam kerucut penumbra adalah kerucut umbra dimana Bumi menghalangi seluruh cahaya Matahari untuk mencapai Bulan. Area di dalam kerucut umbra ini jauh lebih gelap.

Ketika gerhana, Bulan memasuki bayang-bayang inti Bumi atau umbra Bumi dan menghilang dari pandangan pengamat di Bumi.  Seharusnya, Bumi jadi gelap seperti halnya gerhana Matahari, karena Bulan tidak menerima cahaya Matahari untuk dipantulkan.

Gerhana Bulan Total

Gerhana Bulan Total. Kredit: Fikry Maulana
Gerhana Bulan Total. Kredit: Fikry Maulana

Seluruh permukaan Bulan masuk dalam bayangan inti Bumi atau umbra Bumi. Pada saat itu Bulan yang seharusnya sedang Purnama menghilang dari pandangan atau jadi gelap karena tidak menerima cahaya Matahari.

Akan tetapi, hal itu tidak terjadi.  Bulan justru tampak berwarna kemerahan seperti bata atau darah. Warna merah itu berasal dari cahaya Matahari yang bisa lolos melewati atmosfer Bumi dan mencapai Bulan. Bulan justru tampak berwarna merah bata karena ketika Bulan berada dalam bayangan umbra Bumi, cahaya Matahari masih bisa lolos melewati atmosfer Bumi dan mencapai Bulan.

Gerhana Bulan Sebagian

Gerhana Bulan Sebagian. Kredit: Avivah Yamani
Gerhana Bulan Sebagian. Kredit: Avivah Yamani

Saat gerhana bulan sebagian, Matahari – Bumi – Bulan tidak persis sejajar sehingga tidak seluruh permukaan Bulan masuk dalam umbra Bumi. Hanya sebagian saja yang berada di dalam bayang-bayang inti Bumi, sedangkan sebagian lainnya berada dalam kerucut penumbra. Karena itu, bulan purnama akan jadi lebih redup dan sebagian lagi tidak tampak atau jadi lebih gelap.

Gerhana Bulan Penumbra

Gerhana Bulan Penumbra. Kredit: langitselatan

Ketika gerhana bulan penumbra, Matahari – Bumi – Bulan tidak persis sejajar sehingga Bulan hanya masuk dalam kerucut penumbra. Pada kondisi ini, Bumi hanya menghalangi sebagian cahaya Matahari untuk mencapai permukaan Bulan dan pengamat di Bumi hanya akan melihat Bulan Purnama jadi lebih redup.

Comments

2 tanggapan untuk “Mengenal Gerhana Bulan”

  1. […] musim gerhana tahun 2021. Musim gerhana 2021 masih dalam suasa pandemi Covid19, terdiri dari 2 Gerhana Bulan dan 2 Gerhana […]

  2. […] mengakhiri tahun 2021, pengamat di Indonesia bisa menyaksikan Gerhana Bulan Sebagian 19 November […]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *