Tahun 2023, tepatnya pada tanggal 20 April, pengamat di Indonesia bisa menyaksikan Gerhana Matahari Hibrida dalam hal ini Gerhana Total.
Tak hanya itu, usai gerhana, pada sore harinya, sebagian pengamat akan melakukan pengamatan hilal untuk penentuan 1 Syawal 1444 H.
Kombinasi Dua Tipe Gerhana
Dari namanya, Gerhana Matahari Hibrida terdiri dari dua tipe gerhana yakni Gerhana Matahari Cincin dan Gerhana Matahari total dalam gerhana yang sama dan terjadi berurutan.
Gerhana Matahari terjadi saat Bulan berada di antara Matahari dan Bumi, dan ketiganya membentuk konfigurasi satu garis sejajar. Tapi, perlu diingat juga kalau Bulan bergerak mengelilingi Bumi dalam orbit elips atau lonjong. Itu artinya ada kalanya Bulan berada pada jarak yang lebih dekat dan ada saat Bulan berada pada jarak terjauhnya dari Bumi. Demikian juga dengan Bumi yang mengelilingi Matahari dalam orbit lonjong.
Perubahan jarak ini meskipun tidak banyak dalam skala astronomi, bisa menghasilkan perubahan kenampakan piringan Bulan ataupun Matahari jadi lebih kecil atau lebih besar. Pada akhirnya, kita bisa menyaksikan dua tipe gerhana yakni Gerhana Matahari Cincin ketika piringan Bulan lebih kecil dibanding piringan Matahari, dan Gerhana Matahari Total saat piringan Bulan sama atau lebih besar dibanding piringan Matahari.
Tapi, ada saatnya kelengkungan Bumi juga berperan dalam menghasilkan dua tipe gerhana pada satu gerhana yang sama.
Ketika bayangan umbra Bulan melewati kelengkungan yang berbeda pada permukaan Bumi, ada kalanya ujung kerucut bayangan umbra tidak sampai ke permukaan sehingga terbentuk perpanjangan bayangan atau antrumbra. Akibatnya lokasi yang ada dalam antumbra akan melihat Gerhana Matahari Cincin. Tapi, ketika kerucut bayangan umbra bulan bergeser ke bagian lengkungan yang lebih tinggi, ujung kerucut bayangan umbra bulan sampai ke permukaan Bumi dan daerah yang dilewati akan mengalami Gerhana Matahari Total.
Inilah yang terjadi tanggal 20 April 2023.
Lintasan Gerhana Hibrida 2023
Gerhana Matahari Hibrida 2023 dimulai dan diakhiri dengan Gerhana Matahari Cincin. Tapi, di antara gerhana cincin itu sebagian besar wilayah di Bumi justru mengalami gerhana total.
Jadi, gerhana 20 April 2023 dimulai dengan Gerhana Matahari Cincin di Samudera Hindia dan terus bergerak ke utara menuju Australia. Sebelum mencapai Australia, Gerhana Matahari Cincin sudah berganti dengan Gerhana Matahari Total. Lintasan Gerhana Matahari Total 20 April 2023 melewati sebagian wilayah Australia barat, Timor Leste, Maluku Barat Daya, Maluku Tengah, Papua dan Papua Barat. Gerhana Matahari Hibrida ini berakhir dengan Gerhana Matahari Cincin di Samudera Pasifik di wilayah lautan Mikronesia. Lebar wilayah jalur totalitas juga beragam dari 1 – 49 km merentang dari lautan Hindia sampai lautan Pasifik.
Untuk Indonesia, totalitas gerhana akan melintasi Pulau Kisar, Pulau Maopora, ujung barat Pulau Manaoka, wilayah Oeta di Kepulauan Watubela, Antalisa, wilayah di leher burung Papua, Roswar, Pulau Num, Pulau Roon, Biak. Wilayah di luar jalur totalitas atau yang berada dalam penumbra atau bayang kabur, akan menyaksikan Gerhana Matahari Sebagian.
Puncak Gerhana Matahari Hibrida yakni Gerhana Matahari Total terlama terjadi di Laut Timor tepatnya 51 km di tenggara pulau Timor selama 1 menit 16 detik pada pukul 11:16:45 WIB dengan lebar wilayah totalitas 49 km.
Lokasi pertama yang menyaksikan gerhana sebagian dimulai pada pukul 08:34:22 WIB dan lokasi terakhir yang menyaksikan berakhirnya gerhana sebagian pada pukul 13:59:18 WIB. Gerhana total mulai teramati pada pukul 09:37:04 WIB dan berakhir pukul 12:56:36 WIB.
Gerhana Matahari Hibrida termasuk tipe gerhana yang jarang terjadi. Sebelum tahun 2023, gerhana hibrida terjadi tahun 2013 dan melintasi Lautan Atlantik dan Afrika Tengah. Setelah 2023, gerhana hibrida baru akan terjadi tahun 2031 melintasi Lautan Pasifik dan Panama. Sedangkan gerhana hibrida berikutnya yang melewati Indonesia akan terjadi 25 November 2049.
Jadi jangan lewatkan kesempatan berburu Gerhana Matahari Total di wilayah Indonesia!
Tinggalkan Balasan