Tanggal 4 April 2015, setelah tiba di Ternate dan bertemu jajaran Pemda Maluku Utara di Bandara Sultan Babullah, kami pun melanjutkan perjalanan ke Sofifi, dengan speedboat. Perjalanan dari Ternate ke Sofifi membutuhkan waktu 45 menit. Perjalanan laut pagi itu tentu saja membawa kesegaran tersendiri setelah terbang selama 3 jam lebih.
Akhirnya kami pun tiba di Sofifi. Ibukota Propinsi Maluku Utara ini lebih mirip pedesaan dan bukan sebuah kota apalagi sebuah kotamadya. Sama sekali tidak terasa kalau Sofifi merupakan ibukota propinsi. Berbeda jauh dengan keramaian kota Ternate di pagi hari yang kami lewati. Sepi banget!!! Memang masih bisa dimaklumi karena Sofifi baru mulai menjadi ibukota propinsi di tahun 2010. Lima tahun masih terlalu singkat untuk terjadi perubahan yang besar di sini. Bagaimana sebuah kota bisa bertumbuh menjadi kota ketika para pejabat daerahnya juga lebih memilih unutk menetap di ibukota Maluku Utara yang lama yakni Ternate. Aktivitas Sofifi di akhir pekan lebih mirip desa sunyi yang ditinggal para penghuninya untuk bermalam minggu di kota. Bahkan masih ada penyelenggara pemerintahan yang berkantor di Ternate. Jadi tidak aneh jika kota ini “relatif sepi”, hanya sesekali dihentak oleh alunan musik ketika ada mobil yang lewat. Moda transportasi utama di Sofifi ini adalah bentor atau becak bermotor.
Di Sofifi, ada beberapa penginapan kecil dan hanya ada 1 hotel. Itupun tidak bisa disebut hotel. Mungkin bisa disebut sebagai Hostel. Nama hotelnya Bolote, terletak tepat di seberang kantor Gubernur Maluku Utara. Kamar di Hotel Bolote ini terbatas, tapi kamar di lantai 2 memiliki pemandangan lautan yang indah. Dan meskipun sejak kami datang kota Sofifi ditutupi awan, tapi pemandangan dari balkon kamar yang berhadapan dengan lautan tetap menakjubkan. Dan kami pun bisa menikmati suasana siang yang tenang.
Setelah makan siang, kami berkeliling mencari lokasi yang cocok untuk pengamatan Gerhana Bulan Total 4 April 2015 mengingat hari kedatangan kami memang bertepatan dengan fenomena Gerhana Bulan Total pertama di tahun 2015. Perjalanan dimulai dengan mengunjungi kantor gubernur Maluku Utara. Pelataran kantor gubernur Malut yang luas, menarik untuk dijadikan lokasi pengamatan gerhana di kota Sofifi, terutama untuk masyarakat kota Sofifi.Tapi di hari sabtu nan sepi, bisa dipastikan jika kami melakukan pengamatan Gerhana Bulan Total di sana, tidak akan ada siapapun yang datang. Arah timur Kantor Gubernur Malut memang tidak berhadapan langsung dengan ufuk, tapi masih bisa dilakukan pengamatan GBT maupun GMT disini mengingat ketika gerhana berlangsung Bulan (tgl 4 April 2015) dan Matahari (utk 9 Maret 2016) sudah cukup tinggi. Sebagai catatan, GBT 2015 dimulai jam 18:01 WIT dan puncak gerhana jam 20:57 wit dimana Bulan sudah 30º di atas horizon sedangkan untuk GMT 2016 dimulai jam 08:20 wit dengan totalitas terjadi pada jam 09:52 WIT dimana Matahari sudah jauh meninggalkan horison.
Untuk tahun 2016, Sofifi mungkin bukan kota yang ideal untuk dikunjungi turis, pemburu gerhana, ataupun peneliti mengingat tutupan awan di kota ini cukup tinggi. Akan tetapi, sebaiknya pengamatan GMT 2016 tetap dilaksanakan di kota ini terutama di area Kantor Gubernur Maluku Utara sebagai bagian dari sosialisasi dan pendidikan kepada masyarakat. Tak hanya itu, foto-foto gerhana yang diambil dengan latar depan patung burung Bidadari juga dapat dijadikan ikon dan promosi untuk memperkenalkan propinsi Maluku Utara sekaligus Ibukotanya yang baru yakni Sofifi.
Dari kantor gubernus Malut, kami berkeliling untuk melakukan pencarian lokasi lain untuk pengamatan Gerhana Bulan. Akan tetapi tidak ada lokasi yang cocok dan gerimis pun mulai membasahi kota. Akhirnya kami memilih kembali ke hotel untuk beristirahat.
Sore harinya kami diajak untuk menikmati makan malam di salah satu restoran. Makanan dengan menu ikan dan colo colo menjadi menu utama hari itu ditemani hujan rintik-rintik yang mengguyur kota. Di kota Sofifi, pada kisaran jam 6 sore listrik pun padam sampai pagi hari. Untuk itu hotel sudah menyediakan generator untuk menyalakan listrik dan AC.
Ternyata, malam harinya langit cukup cerah dan kami berkesempatan untuk menikmati Gerhana Bulan Total. Karena sebelumnya hujan, maka kami pun memutuskan untuk melakukan pengamatan dari atap hotel. Dan kami memang cukup beruntung jika dibandingkan dengan rekan-rekan yang berburu gerhana Bulan di Jawa dan terkendala cuaca. Kami berhasil menikmati Bulan yang kemerahan ketika gerhana total sekaligus juga menikmati taburan bintang di langit malam. Pengamatan GBT tersebut tidak kami lakukan sendiri, beberapa petugas hotel yang penasaran mengapa tamu mereka nongkrong di atap hotel pun ikut serta naik ke atap dan mencari tahu apa yang sedang kami lakukan.
Komentar yang menarik sore itu dari salah satu petugas hotel, “ada nggak kelompok astronomi begini di Sofifi atau Halmahera? Kalau nggak ada mas dan mbak yang datang kesini, saya nggak tau kalau kita bisa lihat Bulan seperti itu.”
Setelah puncak gerhana bulan total terpendek itu selesai, kami pun tidak melanjutkan pengamatan mengingat kondisi langit yang sudah tertutup awan. Maka kami memutuskan untuk beristirahat mengingat keesokan harinya kami akan melakukan perjalanan panjang ke Halmahera Timur. Malam itu kami pun beristirahat diiringi hentakan musik dangdut dan teriakan dari cafe di samping hotel.
Tinggalkan Balasan